Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, meresponi kritik tentang Indonesia yang menaikkan tarif PPN ketika Vietnam menurunkan tarif. Menurut Febrio, Indonesia memberikan lebih banyak insentif PPN dibandingkan dengan Vietnam.
Kementerian Keuangan Indonesia telah mengambil berbagai langkah untuk meresponi kondisi pasar global yang terus berubah. Salah satu langkah yang diambil adalah peningkatan tarif PPN di tengah kritik yang menyertainya. Namun demikian, Febrio Kacaribu menjelaskan bahwa kebijakan PPN Indonesia sebenarnya memberikan lebih banyak insentif dibandingkan dengan kebijakan Vietnam.
Vietnam baru-baru ini menurunkan tarif PPN-nya dari 10% menjadi 8%, sementara Indonesia menaikkannya dari 10% menjadi 11%. Kritik terhadap kebijakan Indonesia muncul karena dianggap dapat membebani konsumen dan juga menyulitkan pelaku usaha. Namun, menurut Febrio, kebijakan tersebut sebenarnya merupakan langkah yang tepat untuk menjaga keseimbangan fiskal di dalam negeri.
Febrio menjelaskan bahwa meskipun PPN di Indonesia naik satu poin, namun jumlah barang yang terkena tarif PPN di Indonesia lebih sedikit dibandingkan dengan Vietnam. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia memberikan lebih banyak insentif dibandingkan dengan Vietnam dalam hal PPN. Menurutnya, pemahaman yang mendalam tentang struktur PPN kedua negara perlu diperhatikan untuk memahami perbedaan kebijakan tersebut.