Dalam beberapa tahun terakhir, lanskap industri e-commerce di Indonesia mengalami perubahan besar-besaran. Beberapa pemain besar yang dulunya meramaikan persaingan pasar digital kini memilih untuk hengkang atau mengalihkan fokus bisnis mereka. Fenomena ini menjadi bukti bahwa bertahan di industri digital bukan hanya soal teknologi, tapi juga strategi yang adaptif dan kemampuan bersaing yang tajam.
Salah satu langkah mengejutkan datang dari Bukalapak, startup lokal yang sempat menyandang status unicorn. Pada awal tahun 2025, Bukalapak secara resmi mengumumkan penghentian layanan marketplace-nya. Platform ini kini beralih fokus ke layanan produk virtual seperti penjualan pulsa, token listrik, pembayaran BPJS, serta layanan lain di sektor mitra dan gaming. Langkah ini merupakan bagian dari strategi bisnis jangka panjang mereka yang menargetkan keberlanjutan dan profitabilitas.
Namun, Bukalapak bukanlah satu-satunya pemain yang memutuskan mundur dari pasar e-commerce konvensional. Setidaknya ada sembilan perusahaan lain yang memilih menutup layanan mereka dengan berbagai alasan. Dari ketatnya persaingan dengan raksasa lokal hingga kegagalan beradaptasi dengan tren pasar, inilah daftar lengkap e-commerce yang akhirnya menyerah di tengah kerasnya persaingan digital Indonesia:
1. Blanja.com
Didirikan sebagai kolaborasi antara Telkom dan eBay, Blanja.com resmi menutup layanannya pada 1 September 2020. Alasan utama penutupan adalah perubahan arah strategis perusahaan yang sebelumnya juga dikenal dengan nama Plasa.com.
2. Elevania
Elevania adalah hasil kerja sama antara XL Axiata dan SK Planet dari Korea Selatan. Setelah hampir satu dekade beroperasi, platform ini tutup pada tahun 2023 karena tidak mampu mempertahankan posisi di pasar yang semakin padat.