Nailul melihat keputusan untuk memasukkan Thomas ke dalam kabinet menunjukkan ketidaksesuaian antara rencana penganggaran pemerintahan saat ini dengan pemerintahan Prabowo Subianto di masa mendatang.
"Apalagi jika rencana untuk memberikan makan siang gratis dengan mengurangi biaya per anak hingga setengah dari anggaran awal tetap dilanjutkan. Hal ini menunjukkan bahwa rencana untuk tahun depan sudah tidak teratur dan penempatan Thomas tidak akan secara signifikan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut," tutur Nailul.