Namun, meskipun terdapat banyak kemajuan, masih ada tantangan besar yang harus diatasi untuk mencapai inklusi keuangan yang menyeluruh di Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah rendahnya tingkat literasi keuangan di kalangan masyarakat. Banyak orang masih tidak memahami pentingnya layanan keuangan dan bagaimana menggunakannya dengan bijak. Oleh karena itu, pendidikan keuangan menjadi sangat penting untuk meningkatkan inklusi keuangan.
Pemerintah dan berbagai lembaga telah meluncurkan berbagai program pendidikan keuangan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Program-program ini mencakup pelatihan, seminar, dan kampanye media yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya perencanaan keuangan, pengelolaan utang, dan investasi. Dengan literasi keuangan yang lebih baik, masyarakat akan lebih siap untuk memanfaatkan layanan keuangan yang tersedia.
Selain itu, peran sektor swasta juga sangat penting dalam mendorong inklusi keuangan. Perusahaan-perusahaan besar dapat berkontribusi melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang fokus pada peningkatan akses dan literasi keuangan. Misalnya, beberapa bank telah meluncurkan program untuk memberikan pelatihan kewirausahaan dan akses pembiayaan kepada usaha kecil dan menengah (UKM). Inisiatif semacam ini tidak hanya membantu meningkatkan inklusi keuangan tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah juga harus terus mendukung inklusi keuangan. Regulasi yang ramah inovasi, seperti sandbox regulasi yang memungkinkan fintech untuk menguji layanan baru dalam lingkungan yang terkendali, dapat membantu mempercepat adopsi layanan keuangan digital. Pemerintah juga perlu memastikan bahwa infrastruktur yang mendukung inklusi keuangan, seperti jaringan internet yang handal dan luas, tersedia di seluruh negeri.