Tampang.com | Inflasi global terus menjadi momok yang menekan perekonomian dunia di tahun 2025. Setelah dua tahun masa pandemi dan berbagai konflik geopolitik yang memicu ketidakpastian, harga kebutuhan pokok, energi, dan barang-barang penting lainnya melonjak signifikan. Kondisi ini tidak hanya menggerus daya beli masyarakat, tapi juga menimbulkan tekanan sosial dan politik di berbagai negara.
Meski berbagai negara sudah berupaya dengan kebijakan moneter dan fiskal, inflasi tetap menjadi tantangan besar yang sulit diatasi dalam waktu singkat. Artikel ini akan mengulas penyebab utama inflasi global, dampaknya, serta berbagai strategi yang diterapkan oleh negara-negara untuk mengendalikan laju kenaikan harga sekaligus menjaga stabilitas ekonomi.
Penyebab Utama Inflasi Global Saat Ini
Beberapa faktor yang menyebabkan inflasi tinggi meliputi:
-
Gangguan Rantai Pasok Global: Pandemi COVID-19 meninggalkan efek panjang pada rantai pasok, mulai dari produksi barang hingga distribusi. Keterbatasan pasokan ini mendorong harga naik secara signifikan, terutama di sektor elektronik, bahan bangunan, dan kendaraan.
-
Kenaikan Harga Energi: Konflik geopolitik, terutama di kawasan Timur Tengah dan Rusia-Ukraina, membuat harga minyak dan gas alam melonjak. Energi yang mahal berdampak langsung ke biaya produksi dan transportasi, sehingga harga barang pun ikut naik.
-
Permintaan Konsumen yang Kuat: Setelah pandemi mulai mereda, konsumsi masyarakat dunia meningkat tajam, tapi produksi belum bisa mengejar dengan cepat sehingga tercipta ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.
-
Perubahan Iklim: Cuaca ekstrem menyebabkan gagal panen dan berdampak pada ketersediaan pangan, menambah tekanan pada harga kebutuhan pokok.