Lonjakan harga emas Antam terutama dipengaruhi oleh rekor all-time-high harga emas di pasar dunia yang telah berlangsung sejak akhir pekan sebelumnya. Di pasar Asia, harga emas spot bahkan telah mencapai rekor tertinggi baru di angka US$2.582,15 per troy ounce.
Kenaikan harga emas ini dikarenakan keyakinan para pelaku pasar akan pemangkasan bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat sebesar 50 bps. Pemangkasan bunga ini diyakini dapat memicu gelombang pelonggaran moneter di seluruh dunia, menjadikan emas sebagai alat lindung nilai yang diminati ketika nilai dolar AS menurun.
Beberapa bank investasi global telah menyampaikan prediksi harga emas yang berpotensi memecahkan rekor baru di masa mendatang. Goldman Sachs, misalnya, memperkirakan harga emas dunia bisa mencapai US$2.700 per troy ounce, didorong oleh pembelian bank sentral emerging market dan pembelian ritel oleh konsumen di Asia. Prediksi ini menunjukkan zona bull market yang sulit digoyang, terutama dengan adanya kombinasi faktor yang kuat.
Bank investasi lainnya, Citigroup, memperkirakan harga emas bisa mencapai US$3.000 per troy ounce pada pertengahan 2025 nanti, didukung oleh arus masuk modal ke Exchange Trade Fund (ETF) emas yang sudah berlangsung signifikan dalam lebih 12 bulan terakhir. Selain itu, perubahan kebijakan moneter yang lebih longgar juga menjadi faktor pendorong harga emas yang semakin berkilau.