Pada tahun 2019, Esther Duflo menjadi sorotan dunia setelah ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam bidang Ekonomi Pembangunan. Duflo, bersama dengan Abhijit Banerjee dan Michael Kremer, menjadi salah satu penerima penghargaan tertinggi di bidang ekonomi atas kontribusinya dalam menangani kemiskinan global. Esther Duflo dikenal tidak hanya sebagai seorang ekonom yang berprestasi, tetapi juga sebagai seorang aktivis sosial yang gigih dalam upayanya untuk mengatasi kesenjangan ekonomi di dunia. Melalui penelitiannya yang inovatif, Duflo telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami perilaku ekonomi masyarakat miskin dan memberikan solusi yang efektif untuk melawan kemiskinan.
Dalam sejarah Nobel Ekonomi, Esther Duflo merupakan wanita kelima yang meraih penghargaan ini sejak pertama kali diberikan pada tahun 1969. Namun, prestasi ini tidaklah mengejutkan mengingat kontribusi luar biasa Duflo dalam bidang penelitian ekonomi pembangunan. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah pendekatannya dalam menggunakan metode eksperimen lapangan (field experiments) untuk memahami perilaku ekonomi masyarakat miskin dan memformulasikan solusi yang tepat dalam mengatasi kemiskinan.
Esther Duflo lahir di Prancis pada tahun 1972 dan mendapatkan pendidikan ekonomi di berbagai universitas ternama, termasuk Massachusetts Institute of Technology (MIT). Pada tahun 2003, bersama Abhijit Banerjee, ia mendirikan Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL) di MIT, sebuah lembaga riset yang fokus pada evaluasi kebijakan pembangunan. J-PAL telah melakukan berbagai penelitian di berbagai negara, dan hasilnya telah memberikan kontribusi besar dalam merancang kebijakan publik yang lebih efektif untuk mengurangi kemiskinan.