Hakim di Italia pun telah menyeret sejumlah perusahaan mode tersebut ke pengadilan, namun pihak-pihak terkait seperti Armani Group berusaha membantah tuduhan tersebut. Mereka menyatakan bahwa perusahaan selalu menerapkan langkah-langkah pengendalian dan pencegahan untuk meminimalkan penyalahgunaan dalam rantai pasok. Namun, informasi dari Kepolisian Italia menunjukkan fakta bahwa GA Operations, perusahaan yang meng-outsource produksinya kepada Armani, juga terlibat dalam menyewa subkontraktor untuk mempekerjakan buruh China.
Tentu saja, hal ini menimbulkan dampak yang besar tidak hanya di ranah sosial tapi juga ekonomi. Dari segi sosial, eksploitasi buruh migran menunjukkan ketidakadilan dalam dunia kerja, di mana hak-hak mereka sebagai pekerja tidak dihormati. Mereka harus bekerja dalam kondisi yang menyakitkan dan diperlakukan tidak manusiawi, hal ini tentu tidak sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini dianut oleh banyak institusi dan perusahaan.
Bahkan, dari sisi ekonomi, praktik ini menciptakan ketidakadilan yang signifikan. Perbedaan antara biaya produksi yang rendah dengan harga jual yang sangat tinggi mencerminkan ketidakseimbangan yang tidak adil. Para pekerja hanya menerima sebagian kecil dari nilai tambah yang dihasilkan dari produk-produk mewah ini. Dengan demikian, praktik eksploitasi ini tidak hanya merugikan buruh migran secara individual, namun juga merugikan masyarakat luas secara keseluruhan.
Saat ini, sangat penting bagi pemerintah, lembaga perlindungan buruh, dan perusahaan untuk bekerja sama guna menyelesaikan masalah ini. Pemerintah harus memberlakukan regulasi yang lebih tegas terkait dengan upah buruh migran, perlindungan hak-hak pekerja migran, dan hukuman bagi perusahaan yang terbukti melakukan eksploitasi tenaga kerja. Disisi lain, perusahaan-perusahaan fashion juga harus melakukan audit mendalam terhadap rantai pasok mereka, memastikan bahwa praktik kerja yang adil dan manusiawi benar-benar dijalankan, serta memastikan upah yang diberikan setara dengan kondisi kerja yang dihadapi.