Namun, ekonomi berbagi tidak tanpa tantangan. Salah satu isu utama adalah regulasi. Model bisnis ini seringkali bergerak lebih cepat daripada kemampuan regulator untuk menyesuaikan diri. Misalnya, layanan ride-hailing sering kali beroperasi di area abu-abu legal, menghadapi tantangan dari industri taksi konvensional dan pemerintah lokal. Demikian pula, penyewaan jangka pendek melalui platform seperti Airbnb dapat menimbulkan masalah zonasi dan peraturan bangunan.
Tantangan lain adalah perlindungan hak pekerja. Banyak pekerja dalam ekonomi berbagi adalah pekerja lepas atau kontraktor independen, yang mungkin tidak mendapatkan perlindungan dan manfaat yang sama seperti pekerja tetap. Ini termasuk akses ke asuransi kesehatan, pensiun, dan perlindungan kerja. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan perusahaan untuk bekerja sama dalam menciptakan kebijakan yang memastikan perlindungan bagi semua pekerja.
Keberlanjutan juga menjadi perhatian utama dalam ekonomi berbagi. Meskipun model ini dapat mengurangi penggunaan sumber daya dengan memaksimalkan aset yang ada, ada juga risiko peningkatan konsumsi. Misalnya, kemudahan akses transportasi dapat mendorong orang untuk lebih sering menggunakan kendaraan pribadi daripada transportasi umum, yang pada akhirnya dapat meningkatkan emisi karbon. Oleh karena itu, penting untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam pengembangan dan operasi platform berbagi.
Kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan adalah kunci keberhasilan ekonomi berbagi. Pemerintah, perusahaan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan model bisnis ini. Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam menciptakan regulasi yang fleksibel namun bertanggung jawab, sementara perusahaan harus terus berinovasi untuk menyediakan layanan yang aman, efisien, dan berkelanjutan. Di sisi lain, masyarakat juga harus terbuka terhadap perubahan dan siap untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi berbagi.