Ariston juga memperkirakan bahwa masih akan ada data penting lainnya yang akan dirilis dari Amerika Serikat yang berpotensi mempengaruhi pergerakan rupiah. Salah satunya adalah indikator inflasi Amerika Serikat Corby yang menjadi salah satu acuan dari Bank Sentral Amerika Serikat untuk mengukur inflasi.
Sementara itu, analis pasar uang Lukman Leong juga mengungkapkan proyeksinya terkait pergerakan rupiah, di mana data pertumbuhan ekonomi AS diyakini akan mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Lukman mengatakan, "Investor menantikan data inflasi PCE AS malam ini. Range rupiah hari ini diperkirakan berada antara 16.225 hingga 16.350 per dolar AS."
Kemudian, Fikri C Permana, seorang Senior Economist dari KB Valbury Sekuritas, berharap agar rupiah dapat kembali terapresiasi. "Saya harap rupiah akan berada di kisaran Rp 16.180 hingga Rp 16.280 per dolar AS," ungkap Fikri.
Menurut para analis dan pengamat pasar uang, pergerakan rupiah hari ini sangat dipengaruhi oleh data ekonomi Amerika Serikat yang mengungguli ekspektasi pasar. Hal ini kemungkinan besar akan memengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam periode waktu yang cukup signifikan. Oleh karena itu, perhatian terhadap data ekonomi global, khususnya Amerika Serikat, menjadi krusial bagi para pelaku pasar yang tengah memantau pergerakan rupiah.