Tampang.com | Pasar kripto kembali mengalami tekanan jual besar-besaran setelah harga Bitcoin terkoreksi tajam. Koreksi ini turut menyeret altcoin seperti Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan Dogecoin (DOGE) ke dalam tren bearish.
Salah satu faktor utama yang memicu aksi jual ini adalah kebijakan tarif otomotif yang direncanakan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, yang diperkirakan mulai berlaku pada 2 April 2025. Kekhawatiran terhadap potensi perang dagang baru membuat investor semakin waspada terhadap aset berisiko, termasuk kripto.
Menurut data CoinMarketCap, harga Bitcoin turun di bawah 87.000 dolar AS (sekitar Rp 1,44 miliar) dan berisiko menembus level support 86.000 dolar AS (Rp 1,42 miliar). Altcoin utama juga kehilangan keuntungan yang diperoleh selama akhir pekan lalu akibat meningkatnya volatilitas di pasar.
Bitcoin Berfluktuasi di Tengah Ketidakpastian
Sebelumnya, Bitcoin sempat mencapai 88.500 dolar AS (Rp 1,46 miliar) setelah adanya laporan bahwa tarif Trump tidak akan seketat yang diperkirakan. Namun, tekanan jual kembali meningkat setelah investor mencermati perkembangan kebijakan ekonomi global.
Di sisi lain, aksi beli besar oleh MicroStrategy yang menambah 6.911 BTC senilai 584 juta dolar AS (Rp 9,67 triliun) sempat memberikan dorongan positif. Namun, fluktuasi yang tinggi masih mengancam pergerakan harga Bitcoin di jangka pendek.