Zulhas juga menilai bahwa menurunnya industri manufaktur nasional disebabkan oleh kondisi yang tidak kompetitif, baik dari sisi mesin produksi yang sudah tua maupun serbuan produk impor ilegal. Sebagai contoh, banyak industri manufaktur yang pindah lokasi produksi ke Jawa Tengah karena kondisi kerja yang lebih kondusif dan biaya tenaga kerja yang lebih murah.
Pengalaman pahit yang dialami oleh Zulhas memberikan pelajaran yang berharga tentang pentingnya menjaga hubungan yang sehat antara pengusaha dan buruh agar dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi kedua belah pihak. Hal ini juga mengingatkan bahwa perubahan kebijakan dan regulasi terkait ketenagakerjaan perlu dilakukan secara hati-hati demi keberlangsungan serta pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia. Hal ini bisa dilakukan melalui dialog yang terbuka dan konstruktif antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja agar dapat menciptakan suasana kerja yang seimbang dan saling menguntungkan bagi semua pihak.