Gani mengungkapkan harapan bahwa kondisi ekonomi kedepannya dapat membaik, sehingga daya beli masyarakat meningkat. Hal ini diharapkan dapat memperkuat permintaan industri otomotif dan mendorong kinerja perusahaan pembiayaan. Selain ADMF, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) juga mengalami peningkatan NPF. Rasio NPF BFIN tercatat sebesar 1,06% pada laporan keuangan kuartal I-2023, yang kemudian naik menjadi 1,24% per 31 Maret 2024. Namun demikian, rasio NPF net perusahaan turun menjadi 0,23% dari sebelumnya 0,43%.
Menurut Dian Arif Fahmi, Corporate Communication Head PT BFI Finance Indonesia Tbk, peningkatan NPF pada periode yang sama dianggap wajar terjadi, terutama disebabkan oleh tingginya kebutuhan belanja di bulan Ramadhan. Dian juga menyoroti dinamika ekonomi pada triwulan pertama yang diwarnai oleh perhelatan Pilpres serta kondisi geopolitik.
Adapun PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) juga mencatat kenaikan NPF, dimana rasio NPF gross perusahaan per Maret 2024 mencapai 2,06%, naik dari angka 1,75% pada Maret 2023. Direktur WOM Finance, Cincin Lisa Hadi, mengungkapkan bahwa perusahaan saat ini fokus pada menjaga kualitas portofolio yang sehat dengan terus melakukan review dan evaluasi terhadap kebijakan serta proses inisiasi kredit.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno, juga menilai kenaikan NPF di multifinance dipengaruhi oleh tekanan pada daya beli masyarakat akibat kenaikan harga kebutuhan pokok sejak akhir 2023. Ia juga menyebut bahwa perusahaan pembiayaan saat ini menghadapi tantangan sulit dalam mencari debitur berkualitas baik.