Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengendalikan harga beras melalui berbagai kebijakan, seperti impor beras untuk menjaga ketersediaan stok dan menekan harga di pasar domestik. Namun, tantangan dalam menghadapi fluktuasi harga beras tetap menjadi perhatian utama. Belum lagi adanya perbedaan harga beras antara wilayah perkotaan dan pedesaan yang semakin memperburuk akses masyarakat terhadap beras.
Kendala infrastruktur juga turut memengaruhi distribusi beras dari produsen ke konsumen. Di beberapa daerah, akses terhadap beras masih terbatas akibat infrastruktur jalan yang rusak dan kurangnya sarana transportasi yang memadai. Hal ini dapat memicu kesenjangan harga antara daerah produsen dengan daerah konsumen, mendorong harga beras semakin melonjak.
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, produsen, pedagang, dan masyarakat untuk mewujudkan stabilitas harga beras yang lebih terjangkau. Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain adalah peningkatan infrastruktur distribusi, penguatan sistem pertanian, serta pelaksanaan kebijakan yang mendukung kesejahteraan petani.
Peran Bank Dunia sebagai mitra pembangunan Indonesia juga diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung upaya pemerintah dalam menghadapi permasalahan harga beras. Dengan upaya bersama, diharapkan harga beras di Indonesia dapat lebih terkontrol sehingga memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat, terutama bagi yang berpenghasilan rendah.