Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menyatakan bahwa Indonesia telah mulai menjajaki ekspor 1,6 juta butir telur per bulan ke AS sebagai tahap awal.
“Kami terus mendorong peningkatan ekspor dengan memastikan standar kualitas, keamanan pangan, dan persyaratan negara tujuan terpenuhi,” ujar Agung.
Sebelumnya, Indonesia telah sukses mengekspor telur ke Singapura dan Uni Emirat Arab (UEA). Dengan pengalaman tersebut, peluang untuk memasok pasar AS terbuka lebar, meskipun terdapat berbagai tantangan regulasi yang harus dipenuhi.
Tantangan dan Prospek Ekspor Telur ke AS
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas Indonesia (GPPU), Ahmad Dawami, optimistis bahwa Indonesia mampu memasok telur ke AS dalam jumlah besar.
“Indonesia sangat bisa ekspor 1,6 juta butir per bulan. Bahkan, jika bisa mencapai 16 juta atau 160 juta butir per bulan, itu akan lebih bagus,” katanya.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa ekspor telur ke AS tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak persyaratan ketat terkait standar keamanan pangan, kualitas produk, serta protokol kesehatan yang harus dipenuhi sebelum Indonesia bisa menjadi pemasok utama telur ke AS.