Praktik-praktik ini juga terlihat dalam upacara adat suku-suku di Indonesia, seperti suku Dayak yang melakukan upacara Gawai. Dalam upacara ini, masyarakat Dayak melakukan ritual penyembahan kepada roh-roh hutan, sebagai bentuk penghormatan atas hasil hutan yang mereka nikmati. Upacara ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Masyarakat diajak untuk tidak menebang pohon sembarangan dan menjaga kelestarian flora dan fauna yang ada.
Wujud sederhana dari upacara adat yang mengajarkan harmoni dengan alam dapat ditemukan pada acara tradisional di berbagai daerah, seperti upacara adat Bakar Batu di Papua. Dalam upacara ini, masyarakat melakukan bakar batu sebagai ungkapan syukur atas hasil tanah. Masyarakat mengambil bahan baku dari alam sekaligus merayakan ketersediaan sumber daya tersebut. Kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan ditransmisikan melalui generasi yang lebih muda, menjadikan upacara ini sebagai bagian dari pendidikan lingkungan.
Cerita dari upacara adat tak lepas dari makna mendalam tentang hubungan antara manusia dan alam. Proses pelaksanaan upacara sering kali melibatkan ritual khusus yang mengakui adanya elemen alam yang perlu dihormati, seperti sungai, gunung, dan pohon. Material yang digunakan dalam upacara juga merujuk pada kearifan lokal, yang mempertimbangkan keberlanjutan dan dampak lingkungan. Dengan demikian, masyarakat diajarkan untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan alam.