Dalam kesempatan langka memasak untuk Paus Fransiskus, Fiorini mengerahkan semua keterampilan yang telah diperolehnya sejak usia 14 tahun. Ia harus memerhatikan dengan seksama setiap langkah dalam proses memasak, termasuk teknik memasak, kebersihan, serta setiap detail kecil dari makanan. Ia menekankan bahwa semua proses harus berdasarkan arahan dari pihak Vatikan, dan Paus sendiri tidak memiliki pantangan atau alergi terhadap makanan.
Dalam tiga hari kunjungan Sri Paus di Indonesia, Fiorini dan timnya berhasil menyajikan makanan kesukaan Paus Fransiskus, antara lain lamb shoulder, Tiramisu, dan Bread of Memory, yang disajikan dengan nuansa kesederhanaan. Yang menarik, Paus Fransiskus rupanya sangat menyukai buah-buahan tropis yang banyak ditanam di Indonesia, seperti nanas, pepaya, pisang, dan semangka.
Michele Carbotti juga menegaskan bahwa Paus Fransiskus sangat senang saat menyantap pisang dan pepaya di Indonesia, karena buah-buahan khas tropis tersebut tidak mudah diperoleh di Italia. Menurutnya, keberhasilan tim Fiorini dalam menyajikan makanan yang baik mendapat apresiasi tinggi dari Sri Paus.