Kondisi ini bukanlah kejutan bagi komunitas ilmiah. Menurut McArthur, para ilmuwan dunia sudah berulang kali memperingatkan soal bahaya perubahan iklim dan ancaman kebakaran hutan. Namun, peringatan ini seringkali diabaikan oleh banyak pihak, terutama mereka yang memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan besar.
“Selama bertahun-tahun para ilmuwan dunia telah membunyikan bel alarm ini. Ini adalah peringatan bagi seluruh komunitas global. Butuh seluruh komunitas global untuk mengatasi tantangan ini,” kata McArthur dengan tegas.
Deforestasi: Ancaman Lain yang Mengintai
Selain kebakaran hutan, deforestasi juga menjadi ancaman serius bagi masa depan planet ini. McArthur menyoroti kondisi hutan hujan Amazon di Brasil, yang perlahan namun pasti mulai hilang karena penebangan dan alih fungsi lahan.
Simon Evans dari Carbon Brief mencatat bahwa proses deforestasi ini telah berlangsung cukup lama. Pohon-pohon raksasa ditebang untuk membuka lahan baru yang digunakan untuk pertanian, peternakan, dan kawasan permukiman. Akibatnya, ekosistem terganggu, emisi karbon meningkat, dan iklim dunia pun semakin tak menentu.
Hutan hujan seperti Amazon adalah paru-paru dunia. Ketika pohon-pohon ditebang secara masif, kemampuan alam untuk menyerap karbon dioksida pun melemah. Ini memperparah efek rumah kaca, mempercepat pemanasan global, dan membuka jalan bagi bencana ekologis yang lebih besar.
Seruan dari Antariksa: Bumi Butuh Kita
Apa yang disampaikan Megan McArthur bukan sekadar opini pribadi, tetapi sebuah seruan mendesak dari seseorang yang menyaksikan kerusakan Bumi dari perspektif yang tak biasa. Ia melihat planet ini dari kejauhan—tanpa batas negara, tanpa politik, hanya satu dunia yang tampak rapuh dan terbakar.
Pandangannya mencerminkan betapa pentingnya kerja sama global dalam mengatasi krisis lingkungan. Ini bukan tugas satu negara, satu pemerintah, atau satu organisasi saja. Setiap individu, komunitas, dan pemimpin dunia harus bergerak bersama, mengambil tindakan nyata, dan berkomitmen untuk menyelamatkan satu-satunya rumah yang kita miliki: Bumi.