Situasi ini mengakibatkan Sritex kesulitan untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Ditambah lagi, beberapa proyek besar yang dikerjakan oleh Sritex mengalami penundaan dan pembatalan, sehingga memperparah kondisi keuangan perusahaan ini. Mungkin hal tersebut disebabkan oleh kondisi ekonomi global yang tidak stabil akibat pandemi COVID-19.
Menurut analis ekonomi, Sritex harus segera mencari solusi untuk mengatasi masalah keuangannya. Pilihan yang dapat diambil antara lain adalah restrukturisasi hutang, mencari investor baru, atau melakukan diversifikasi produk. Namun, langkah-langkah ini membutuhkan waktu dan juga upaya yang besar.
Banyak pihak yang prihatin dengan kondisi Sritex saat ini, terutama karena perusahaan ini memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian daerah, terutama di Sukoharjo. Ribuan pekerja bergantung pada kelangsungan operasional Sritex, sehingga kebangkrutan perusahaan ini akan berdampak besar terhadap masyarakat sekitar.
Pemerintah juga diharapkan untuk turut memberikan dukungan dalam upaya penyelamatan Sritex. Kebijakan yang mendukung perusahaan tekstil dalam negeri, pelonggaran regulasi, dan bantuan keuangan dapat menjadi solusi jangka pendek bagi Sritex. Namun, pada akhirnya, Sritex harus mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan menjalankan strategi bisnis yang tepat agar dapat bertahan dalam jangka panjang.