Warga Israel yang terpaksa meninggalkan tanah airnya ini mengaku telah kehabisan pilihan. Ketidakpastian yang berkembang dari serangan-serangan yang dipicu oleh Iran membuat mereka merasa terjebak. Dengan tidak ada akses penerbangan yang aman dan terhentinya perjalanan udara, yacht menjadi satu-satunya cara untuk keluar dari negara tersebut. Keputusan untuk meninggalkan Israel dengan cara yang tidak konvensional ini juga menunjukkan betapa serius keadaan yang dialami oleh banyak orang di negara tersebut.
Proses pelarian ini tidak hanya mencerminkan tingginya tingkat ketegangan yang dirasakan oleh masyarakat Israel, tetapi juga memperlihatkan kemampuan untuk beradaptasi dalam menghadapi krisis yang ada. Sejumlah relawan dan organisaties swasta berusaha membantu proses evakuasi ini, meskipun tidak selalu dalam kerangka kerja sama dengan pemerintah.
Seiring meningkatnya jumlah pelarian, berita mengenai usaha pelarian ini semakin banyak dibicarakan di laman-laman berita internasional. Hal ini menarik perhatian banyak pihak yang mempelajari; baik sebab maupun dampak dari fenomena ini. Sebagian pihak berpendapat bahwa pelarian semacam ini mungkin tidak hanya terbatas pada krisis saat ini, tetapi lebih merupakan langkah yang mencerminkan pergeseran demografi dan sosial di kawasan tersebut.