Struktur dan Keunikan Makam
Tim arkeologi menggambarkan makam ini sebagai bangunan yang sangat besar. Mereka menemukan tangga besar serta koridor menurun yang mengarah ke ruang pemakaman. Namun, perjalanan untuk mencapai ruang utama makam tidak mudah karena runtuhnya langit-langit.
"Kami butuh waktu yang sangat lama untuk melewati semua itu. Baru setelah merangkak melalui lorong sepanjang 10 meter dengan celah kecil sepanjang 40 cm di bagian atas, kami berhasil masuk ke ruang pemakaman," jelas Dr. Litherland.
Sesampainya di dalam, mereka menemukan langit-langit biru dengan dekorasi adegan-adegan dari Amduat, sebuah teks keagamaan yang diperuntukkan bagi raja-raja. Dekorasi ini semakin menegaskan bahwa makam ini memang milik seorang firaun.
Namun, ketika tim mulai membersihkan puing-puing di dalam makam, mereka dikejutkan oleh kenyataan bahwa makam tersebut benar-benar kosong. Tidak ada mumi maupun artefak berharga di dalamnya. Para ahli menduga bahwa makam ini bukan dirampok, melainkan sengaja dikosongkan.
Misteri Makam yang Kosong
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa makam ini dulunya dibangun di bawah area yang sering mengalami banjir. Beberapa tahun setelah pemakaman Thutmose II, makam ini kemungkinan besar terendam banjir, sehingga isi makam harus dipindahkan ke lokasi lain.
Para arkeolog menemukan pecahan-pecahan guci pualam di dalam ruangan, yang bertuliskan nama Thutmose II dan Hatshepsut. Hal ini menunjukkan bahwa artefak dari makam ini sempat dipindahkan, namun beberapa bagian pecah saat proses pemindahan.
Pencarian Lokasi Makam Kedua
Dr. Litherland dan timnya kini memiliki gambaran kasar mengenai lokasi makam kedua, tempat di mana mumi dan harta benda Thutmose II mungkin masih tersimpan. Jika makam kedua ini ditemukan, para ahli berharap akan ada lebih banyak peninggalan berharga yang bisa memberikan wawasan lebih dalam mengenai kehidupan dan pemerintahan firaun.