Pasar barter Wulandoni tak hanya menjadi tempat untuk berdagang, namun juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan antar pengunjung. Di sini, perbedaan agama dan latar belakang tidak menjadi penghalang untuk saling bertegur sapa dan berinteraksi. Para pengunjung dari pesisir yang mayoritas beragama Islam dapat dengan hangat menerima kedatangan para pengunjung dari pegunungan yang mayoritas beragama Katolik. Semangat persaudaraan inilah yang menjadi salah satu daya tarik besar dari pasar Wulandoni.
Selain sebagai tempat untuk berdagang dan mempererat tali persaudaraan, pasar Wulandoni juga memiliki beberapa keunikan lain. Salah satunya adalah sistem pembayaran retribusi yang dilakukan oleh petugas pasar. Retribusi ini berupa barang-barang yang mereka jual, sesuai dengan kesediaan hati penjualnya, dan dikumpulkan untuk dana desa. Hal ini menunjukkan kepedulian pasar Wulandoni terhadap kebutuhan masyarakat sekitar, serta kontribusinya dalam pembangunan dan pengembangan desa.
Meskipun pasar Wulandoni memiliki keunikan tradisional yang kental, namun ternyata pasar ini juga tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman. Pasar ini hanya buka setiap hari Sabtu, dari jam 09.00 hingga 11.00 siang. Keputusan ini diambil mengingat barang-barang yang dibawa untuk dijual dan yang ingin mereka beli jumlahnya memang secukupnya saja, sehingga waktu operasional pasar pun disesuaikan, menambah nuansa eksklusifitas dan kekhasan dari pasar ini.