Di Maroko, makan bukan hanya sekadar mengisi perut; itu adalah pengalaman komunal yang kaya akan tradisi, kehangatan, dan makna. Meja makan, atau lebih tepatnya nampan saji yang diletakkan di lantai, menjadi pusat dari kehidupan keluarga dan sosial, tempat di mana ikatan diperkuat, cerita dibagikan, dan keramahan yang terkenal di Maroko terpancar sepenuhnya. Makan bersama adalah simbol kehangatan dan keramahan keluarga yang tak terpisahkan dari identitas budaya Maroko.
Tradisi Berbagi dari Piring yang Sama
Salah satu ciri khas makan bersama di Maroko adalah konsep berbagi dari piring yang sama. Hidangan utama, seperti tagine (masakan lambat dalam wadah keramik berbentuk kerucut) atau couscous (semolina kukus dengan sayuran dan daging), disajikan di tengah-tengah, dan semua orang duduk melingkar untuk menikmati hidangan tersebut. Ini adalah praktik yang mendorong kebersamaan, kesetaraan, dan rasa saling berbagi. Setiap orang mengambil bagiannya menggunakan tangan kanan atau sendok, memastikan tidak ada yang merasa tersisih.
Makan dengan tangan, terutama roti pipih khobz yang digunakan untuk menyendok lauk, adalah praktik umum yang menambah keintiman pengalaman. Ini adalah cara yang sangat personal dan tradisional dalam berinteraksi dengan makanan, menghubungkan langsung dengan apa yang dimakan dan orang-orang yang berbagi.