Konfusianisme merupakan salah satu ajaran filosofi yang memiliki pengaruh besar dalam sejarah Tiongkok kuno. Ajaran ini diperkenalkan oleh Kung Fu Tzu, yang dikenal sebagai Konfusius di Barat, pada abad ke-5 sebelum masehi. Konfusianisme tidak hanya menjadi dasar ajaran moral dan etika, tetapi juga menjadi panduan bagi tatanan sosial dan politik di Tiongkok. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai Konfusianisme, nilai-nilai etika yang diusung, serta pengaruhnya terhadap masyarakat Tiongkok pada masa lampau maupun masa kini.
Salah satu konsep utama dalam Konfusianisme adalah penguasaan atas diri sendiri. Konfusius mengajarkan pentingnya untuk menjaga moralitas dan etika diri sendiri, karena menurutnya, hal ini akan membawa ketertiban dalam masyarakat. Konfusianisme menekankan pada prinsip-prinsip kebijaksanaan, kewajaran, kesopanan, dan kebaikan hati sebagai landasan utama dalam interaksi antarmanusia.
Selain itu, Konfusianisme juga menekankan pentingnya hubungan sosial yang harmonis. Konsep penting seperti Xiao () atau penghormatan terhadap orang tua, Ren () atau kasih sayang, dan Li () atau tata krama, menjadi landasan dalam hubungan antarpribadi dan dalam masyarakat. Konfusius percaya bahwa jika setiap individu menjalankan perannya sesuai dengan nilai-nilai etika ini, maka akan tercipta harmoni dalam masyarakat.