Harga telur di Amerika Serikat melonjak ke rekor tertinggi akibat wabah flu burung yang masih berlangsung. Pada Januari 2024, harga rata-rata selusin telur mencapai $4,95 atau sekitar Rp 80 ribu. Bahkan, untuk telur organik, harganya bisa mencapai dua kali lipat, yakni sekitar Rp 160 ribu per lusin. Kenaikan harga ini terjadi secara signifikan, terutama setelah periode Natal 2024, dengan rata-rata kenaikan mencapai dua kali lipat dari harga normal.
Wabah flu burung di AS telah menyebabkan pemusnahan lebih dari 158 juta unggas, termasuk ayam petelur. Akibatnya, pasokan telur menurun drastis, yang berujung pada kenaikan harga. Situasi ini semakin diperparah dengan masih meluasnya wabah serta musim migrasi burung liar yang dapat mempercepat penyebaran virus. Dengan kondisi seperti ini, harga telur diperkirakan tidak akan turun dalam waktu dekat.
Departemen Pertanian AS memprediksi bahwa harga telur bisa naik hingga 20% lagi sepanjang tahun ini. Lonjakan harga diperkirakan akan semakin tajam menjelang perayaan Paskah, di mana permintaan terhadap telur meningkat drastis. Konsumen pun harus bersiap menghadapi harga yang lebih tinggi, terutama di tengah ketidakpastian pasokan akibat wabah yang belum mereda.