Dalam catatan harian itu, pelaut tersebut menggambarkan perjalanannya mengarungi lautan, bertempur melawan bajak laut, dan mengeksplorasi pulaupulau yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Setiap halaman dipenuhi dengan petapeta kasar, sketsa kapal, dan deskripsi mendetail tentang kehidupan di laut. Arman semakin tertarik dan mulai melakukan penelitian untuk mencari tahu lebih lanjut tentang asalusul buku tersebut.
Setelah bermingguminggu melakukan penelitian, Arman menemukan bahwa catatan harian itu milik seorang pelaut bernama Kapten Willem de Vries, yang terkenal pada masanya karena keberaniannya melawan bajak laut di perairan Asia Tenggara. Buku itu bukan hanya sekadar catatan perjalanan, tetapi juga menyimpan informasi berharga tentang rute perdagangan dan lokasilokasi harta karun yang hilang.
Arman kemudian menghubungi seorang sejarawan maritim terkenal untuk membantu mengautentikasi buku tersebut. Sejarawan itu sangat terkesan dengan penemuan Arman dan mengonfirmasi bahwa buku itu adalah benda bersejarah yang sangat langka dan berharga. Berita tentang penemuan buku tersebut segera menyebar di kalangan kolektor dan sejarawan, membuat Arman merasa bangga dan puas atas penemuannya.
Namun, kisah ini tidak berhenti di situ. Setelah penemuan buku harian Kapten Willem de Vries, Arman mendapatkan banyak perhatian dari media dan masyarakat. Ia sering diundang untuk berbicara tentang pengalamannya dan pentingnya menjaga bendabenda bersejarah. Arman juga memutuskan untuk menyumbangkan buku tersebut ke museum maritim, agar bisa dinikmati oleh publik dan dijadikan bahan penelitian lebih lanjut.