Tampang

Ketupat Lebaran: Sejarah, Makna Filosofis, dan Perannya dalam Penyebaran Islam di Jawa

30 Mar 2025 12:24 wib. 41
0 0
Ketupat Lebaran: Sejarah, Makna Filosofis, dan Perannya dalam Penyebaran Islam di Jawa
Sumber foto: iStock

Ketupat tidak lagi hanya sebagai simbol pemujaan Dewi Sri yang berafiliasi dengan kepercayaan Hindu-Buddha, tetapi juga diubah menjadi simbol ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Melalui pendekatan ini, Sunan Kalijaga berhasil mengubah persepsi masyarakat terhadap ketupat, mengaitkannya dengan nilai-nilai keagamaan Islam yang luhur.

Bila kita mengamati lebih jauh, makna ketupat tidak hanya terbatas pada simbol spiritual. Dalam Bahasa Jawa, kata "ketupat" berasal dari frasa "ngaku lepat," yang secara harfiah berarti mengakui kesalahan. Dengan demikian, ketupat di hari Lebaran memiliki makna yang dalam, yaitu sebagai gambaran pengakuan atas kesalahan serta ajakan untuk saling memaafkan. 

Keberadaan ketupat yang berbentuk segitiga juga menunjukkan bentuk yang sederhana namun penuh makna. Dalam tradisi Jawa, penggunaan janur untuk membungkus ketupat juga sarat dengan simbolisme; janur disebut sebagai "jatining nur," yang berarti hati nurani—sebuah pengingat akan perlunya kebersihan hati dalam hubungan antarsesama.

Melalui pemaknaan yang mendalam ini, jelas bahawa ketupat bukan hanya sekadar hidangan, tetapi juga wadah untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang penting. Ketupat digunakan sebagai sarana untuk menyemarakkan perayaan Idulfitri, khususnya pada hari ke-8 setelah Idulfitri, atau yang dikenal sebagai "ketupat Lebaran." Tradisi ini menjadi semakin kuat dan meluas, seiring dengan perjalanan waktu dan perkembangan masyarakat. 

Di banyak daerah di Indonesia, perayaan ketupat Lebaran disambut dengan antusiasme yang tinggi, di mana masyarakat menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah diberikan, serta saling berbagi dan mempererat silaturahmi.

Tidak hanya terbatas pada masyarakat Jawa saja, ketupat kini telah merambah ke bagian lain di Indonesia. Di berbagai daerah, kita dapat melihat variasi dalam cara penyajian ketupat maupun hidangan pelengkap yang disajikan bersamanya. Masyarakat Sumatera, misalnya, menambahkan ketupat dengan rendang yang kaya rasa sebagai pelengkap, sedangkan di daerah Bali, ketupat sering dipadukan dengan sate lilit dan sambal matah yang pedas. Semua variasi ini memperkaya tradisi ketupat dalam setiap perayaan, menambah keragaman kuliner yang ada di Indonesia.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?