Selain itu, musik dapat memicu reaksi fisiologis di dalam tubuh kita. Gelombang suara dari musik yang kita dengarkan dapat memengaruhi detak jantung, pernapasan, dan bahkan kadar hormon stres. Ketika kita mendengarkan lagu sedih, kita cenderung merasa lebih tenang dan nyaman. Emosi yang dihasilkan dari mendengarkan musik ini dapat membantu menurunkan tingkat kecemasan, membuat kita lebih mampu untuk menghadapi perasaan yang menyakitkan. Lagu sedih berfungsi sebagai "teman" yang memahami kondisi emosional kita, menjadikannya semacam penghibur dalam kesedihan.
Lebih lanjut, terdapat aspek sosial dalam pengalaman mendengarkan musik. Kita hidup di dalam masyarakat di mana musik memainkan peranan penting. Banyak orang menemui kenyamanan dalam mendengarkan lagu sedih yang dibagikan oleh orang lain, baik di media sosial maupun dalam percakapan sehari-hari. Hal ini menciptakan rasa kebersamaan; meskipun kita merasakan kesedihan masing-masing, kita dapat merasakan kedekatan dengan orang lain yang juga mengalami perasaan serupa melalui lagu-lagu tersebut. Dalam konteks ini, emosi kita menjadi lebih valid dan terkonfirmasi.
Mungkin kita juga dapat melihat bagaimana lagu sedih sering kali menjadi bagian dari sebuah kenangan. Banyak dari kita memiliki lagu tertentu yang melekat pada momen-momen spesial yang penuh perasaan, baik itu perpisahan, kehilangan, atau bahkan cinta yang tidak terbalas. Ketika kita mendengarkan lagu-lagu ini, kita dibawa kembali ke dalam kenangan itu, memicu kembali seluruh rentetan emosi yang dulunya kita alami. Ini menunjukkan betapa kompleksnya hubungan kita dengan musik, terutama lagu sedih.
