Sebuah penjelasan logis tentang fenomena ini dapat ditemukan dalam tulisan peneliti antropologi asal Prancis, Claude Levi-Strauss pada tahun 1949 tentang "Dukun dan Sihirnya". Levi-Strauss mengungkap kunci sukses di balik efektivitas praktek santet dan ritual dukun, yaitu kepercayaan atas tiga unsur yang saling terikat.
Unsur pertama adalah kepercayaan sang dukun atas keefektifan prosedur teknik yang digunakan. Dukun harus memiliki keyakinan penuh atas kelancaran praktik agar dapat memberikan kepercayaan kepada pasien atau korban. Selain itu, orang sakit atau target sihir harus juga percaya atas praktik dukun, yang seringkali dipengaruhi oleh emosi yang mempengaruhi pikiran. Ketiga, harus ada dukungan dari masyarakat atau pihak ketiga yang dapat memperkuat keyakinan dukun serta mempengaruhi korban terkait efektivitas kerja sihir.
Dari ketiga unsur tersebut, jika satu saja tidak ada, maka sihir tidak akan berhasil. Dalam konteks konflik internasional seperti serangan militer Israel, pertanyaannya kemudian adalah apakah tentara Israel sendiri percaya akan keberadaan dukun? Dengan demikian, efektivitas santet dan ritual dukun tidak dapat berjalan lancar karena ketiga unsur tersebut harus saling terkait.