Untuk menjelaskan kematian ini, para peneliti melihat data dari negara-negara yang memproduksi 92% salmon yang dibudidayakan selama dekade terakhir.
Para ilmuwan menemukan 865 juta kasus salmon yang dibudidayakan mati sebelum waktunya selama periode ini.
Mereka menemukan bahwa frekuensi kematian terbesar meningkat seiring berjalannya waktu di Norwegia, Kanada, dan Inggris. Tidak hanya frekuensinya yang meningkat, kata penulis, angka kematian juga semakin besar.
Para penulis memperkirakan bahwa potensi kerugian maksimum akibat kematian massal adalah 5,14 juta ikan di Norwegia, 5,05 juta ikan di Kanada, dan lebih dari satu juta ikan di Inggris.