Hizbullah, sebuah organisasi yang memiliki keterkaitan erat dengan Iran dan Suriah, tidak hanya memiliki kekuatan militer yang signifikan di Lebanon, tetapi juga memiliki pengaruh politik yang kuat. Keterlibatan Hizbullah dalam politik domestik Lebanon telah membentuk dinamika kekuasaan di negara tersebut. Dalam situasi ini, militer Lebanon mungkin merasa tertekan oleh posisi politik yang rumit dan ketegangan internal di negara tersebut, yang mungkin memungkinkan terjadinya retakan dalam kekuasaan.
Selain itu, ketika Hizbullah diserang oleh Israel, militer Lebanon juga dapat merespons berdasarkan pertimbangan keamanan nasional. Meskipun secara teori tentara Lebanon memiliki kewajiban untuk melindungi negaranya dari ancaman eksternal, faktor-faktor politik dan strategis mungkin mempengaruhi keputusan mereka. Memiliki posisi geografis yang sensitif di Timur Tengah, Lebanon juga terlibat dalam diplomasi regional yang kompleks, yang berdampak pada reaksi mereka terhadap konflik dengan Israel.
Perlakuan yang relatif pasif dari militer Lebanon dalam konflik dengan Israel dapat dikaitkan dengan dinamika politik internal dan permainan kekuasaan regional yang melibatkan Hizbullah. Ketika terjadi konfrontasi dengan Israel, tentara Lebanon cenderung lebih fokus pada stabilitas politik dan dinamika kekuasaan di dalam negeri mereka, daripada secara langsung terlibat dalam konflik bersenjata dengan kekuatan musuh.