Meski ada seruan mundur dari PM Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (14/10/2024), Bahkan meski sudah ada lima pasukan UNIFIL yang terluka akibat serangan Israel di tengah pertempuran Israel dengan Hizbullah, Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) akan tetap berada di posisinya.
Situasi di kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah keputusan PM Israel Benjamin Netanyahu yang menyerukan pasukan UNIFIL untuk mundur dari wilayah perbatasan Israel dengan Lebanon. Seruan ini muncul sebagai respons terhadap ambisi Hizbullah yang semakin agresif. Namun, Pasukan Penjaga Perdamaian PBB melalui pernyataan resminya menyatakan bahwa mereka tetap akan menjalankan mandatnya untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
Pertempuran antara pasukan Israel dan Hizbullah dalam beberapa pekan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya konflik di kawasan tersebut. Pasukan UNIFIL sendiri telah terlibat dalam kontak senjata dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik tersebut, bahkan lima anggota pasukan perdamaian telah terluka akibat serangan Israel. Meski demikian, komandan pasukan UNIFIL, Diungkapkan Kepala Pasukan UNIFIL Jean-Pierre Lacroix yang tetap menegaskan pasukannya tetap berada di posisinya.
"Keputusan telah dibuat bahwa UNIFIL saat ini akan tetap di semua posisinya meskipun ada seruan yang dibuat oleh Pasukan Pertahanan Israel untuk mengosongkan posisi-posisi yang berada di sekitar Garis Biru," kata Jean-Pierre Lacroix.