Setiap tahun, beberapa minggu sebelum masa Prapaskah, kota Rio de Janeiro di Brasil meledak dalam sebuah ekstravaganza yang tak tertandingi: Karneval Rio. Lebih dari sekadar parade, ini adalah perayaan hidup, musik, tarian, dan warna yang membius jutaan orang, menjadikannya salah satu pesta terbesar dan paling ikonik di dunia. Selama hampir seminggu, Rio berubah menjadi panggung raksasa di mana kegembiraan dan energi tak terbatas memerintah.
Awal Mula dan Evolusi Sebuah Tradisi
Akar Karneval Rio dapat ditelusuri kembali ke abad ke-17, ketika imigran Portugis membawa tradisi Entrudo—sebuah festival yang melibatkan pelemparan air, tepung, dan kotoran. Seiring waktu, praktik ini berevolusi dan dipengaruhi oleh budaya Afrika yang dibawa oleh budak, terutama elemen musik dan tarian. Pada abad ke-19, muncul parade kostum dan topeng, yang secara bertahap berkembang menjadi bentuk yang kita kenal sekarang.
Pengaruh Afrika yang signifikan, terutama melalui ritme samba, adalah kunci evolusi Karneval. Samba, yang lahir dari perpaduan musik Afrika dan Eropa, menjadi denyut nadi festival ini, memberinya identitas yang tak terpisahkan dari jiwa Brasil. Sekolah-sekolah samba—kelompok masyarakat yang berlatih sepanjang tahun—adalah jantung dari kemegahan parade.
