Vanegas dan dua mitranya, Cristian Melo dan Jessica Mojica sudah lama berniat membuka kafe seperti itu untuk memfasilitasi lebih 50.000 penyandang tuna runggu di Kolombia.
"Inilah kali pertama saya berpeluang menikmati musik dan menari. Saya sangat senang," kata Erin Priscila Pinto, siswa bidang fotografi yang mengunjungi kafe itu bersama temannya, Carol Aguilera.
Selain itu, 6 pelayan kafe itu juga tuna rungu, bahkan banyak pelanggan tidak tahu bahasa isyarat, mereka memesan makanan dan minuman tanpa masalah, termasuk menulis pada kertas.
Gagasan untuk kafe tersebut sampai kepada pemiliknya ketika mereka melihat sekelompok orang tuna rungu minum kopi, dan bertanya kepada mereka tentang kehidupan sosial mereka. Sekarang mereka ingin membuka lebih banyak bar seperti ini di Kolombia dan tempat lain.