“UKM selama ini hanya diberi ruang pada sektor-sektor tertentu yang dianggap aman. Tapi kita lupa, kalau mau UMKM tumbuh menjadi usaha besar, mereka perlu diberi tantangan di sektor yang lebih besar seperti tambang,” jelas Maman.
Namun, ia juga menegaskan bahwa langkah ini perlu diiringi dengan kebijakan yang mendukung, seperti pendampingan teknis dan akses ke permodalan yang lebih baik. Dengan begitu, UMKM dapat mengelola tambang secara bertanggung jawab dan profesional.
- Respons terhadap Usulan Pengelolaan Tambang
Usulan untuk melibatkan UMKM dalam pengelolaan tambang juga muncul sebagai respons terhadap wacana yang mengizinkan perguruan tinggi dan organisasi keagamaan untuk turut serta mengelola tambang. Menurut Maman, jika perguruan tinggi dan ormas keagamaan dianggap layak, maka UMKM juga harus mendapatkan kesempatan yang sama.
Ia menyebut bahwa pelibatan UMKM tidak hanya akan membuka lapangan kerja baru, tetapi juga menciptakan pemerataan ekonomi di daerah-daerah penghasil tambang. Dengan demikian, masyarakat lokal juga bisa mendapatkan manfaat langsung dari sumber daya alam di wilayah mereka.
- Tantangan dan Dukungan yang Dibutuhkan
Meski terdengar menjanjikan, pelibatan UMKM dalam pengelolaan tambang tentu tidak tanpa tantangan. Salah satu hambatan terbesar adalah keterbatasan kemampuan teknis dan manajemen yang dimiliki oleh sebagian besar UMKM.
Untuk itu, Maman menyarankan adanya kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan perusahaan besar dalam memberikan pelatihan serta pendampingan kepada UMKM. Selain itu, regulasi yang mendukung juga perlu dibuat agar UMKM tidak terbebani dengan persyaratan yang terlalu rumit.