Satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa walaupun kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan keadilan sosial, dampaknya pada daya beli masyarakat menengah ke atas perlu diperhatikan secara cermat. Kemampuan pembayaran tarif nonsubsidi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tarif subsidi akan berpengaruh pada konsumsi listrik mereka, sehingga perlu dipertimbangkan secara matang.
Selain itu, peran masyarakat dalam pengelolaan efisiensi energi juga menjadi krusial. Dengan penyesuaian tarif listrik 2025, kesadaran akan pentingnya efisiensi energi diharapkan semakin meningkat. Hal ini akan terasa lebih kuat di kalangan masyarakat menengah ke atas yang penggunaan energi listriknya lebih besar. Penanaman budaya efisiensi energi di lingkungan masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan tarif ini.
Terkait dengan PLN, penyesuaian tarif tersebut diharapkan dapat memberikan keseimbangan keuangan bagi perusahaan. Dengan meningkatnya pendapatan dari tarif nonsubsidi, diharapkan PLN dapat lebih leluasa untuk melakukan investasi dalam infrastruktur energi listrik. Hal ini akan mempengaruhi pelayanan listrik yang diharapkan dapat lebih baik dari waktu ke waktu.
Namun demikian, penyesuaian tarif listrik 2025 bukan tanpa hambatan, terutama terkait dengan daya beli dan konsumsi listrik, terutama di sektor industri. Terlepas dari upaya pemerintah dalam memberikan insentif lain, perubahan tarif listrik tentu akan mempengaruhi biaya produksi bagi sektor industri. Hal ini akan memicu debat panjang terkait dengan keberlanjutan industri dalam menghadapi penyesuaian tersebut.