Mitos ini mungkin muncul dari kesalahpahaman tentang bagaimana otak bekerja. Sebagian orang menganggap bahwa jika kita dapat "memaksimalkan" penggunaan otak kita, maka kita akan menjadi lebih cerdas atau memiliki kemampuan yang lebih tinggi. Padahal, kecerdasan manusia tidak terbatas pada seberapa banyak otak yang kita "gunakan," melainkan juga bergantung pada faktor-faktor lain, seperti pendidikan, pengalaman, dan lingkungan.
Kecerdasan manusia itu multidimensional dan tidak dapat direduksi hanya dengan menggunakan sebagian kapasitas otak. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ada banyak jenis kecerdasan, termasuk kecerdasan linguistik, logis-matematis, dan interpersonal. Semua jenis kecerdasan ini memerlukan lebih dari sekedar penggunaan 10% dari otak, melainkan keterlibatan berbagai area otak secara bersamaan.
Lebih jauh lagi, meski kita tidak bisa mengontrol penggunaan otak kita dengan cara yang sederhana, kita tetap dapat mengembangkan potensi intelektual melalui berbagai metode. Kegiatan seperti membaca, belajar bahasa baru, atau berlatih keterampilan baru dapat meningkatkan koneksi saraf di otak kita. Dengan begitu, kita bukan hanya menggunakan "bagian" dari otak kita, tetapi juga meningkatkan kemampuan otak secara keseluruhan.
Sebuah studi oleh Neuroscientist Dr. Barry Gordon dari John Hopkins University mengungkapkan bahwa sebagian besar dari aktivitas otak bersifat sadar, tetapi juga ada banyak fungsi yang kita jalankan tanpa sadar. Hal ini menunjukkan bahwa otak kita bekerja secara efisien demi kelangsungan hidup dan adaptasi kita dalam berbagai situasi. Ini juga menjadi alasan mengapa pengaruh lingkungan dan kebiasaan dapat memperkuat atau melemahkan fungsi otak kita.