Tutup Iklan
Tryout.id
  
login Register
Mampir Sejenak ke Kampung Naga di Tasikmalaya

Mampir Sejenak ke Kampung Naga di Tasikmalaya

13 Juli 2017 | Dibaca : 1886x | Penulis : Rachmiamy

Kampung Naga adalah suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat Sunda. Seperti permukiman Badui, Kampung Naga menjadi objek kajian antropologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda pada masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat.

Kampung Naga berada di desa Neglasari, Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kampung Naga menyajikan keindahan alam yang eksotis.

Kampung Naga terletak pada sebuah lembah yang subur seluas kurang lebih 1,5 hektar. Oleh karena itu sebelum mencapai lokasi Kampung Naga kita harus menuruni anak tangga yang jumlahnya sangat banyak.

Keunikan dari kampung ini yaitu masyarakat masih sangat kuat memegang adat istiadat.Tabu, pantangan atau pamali bagi masyarakat Kampung Naga masih dilaksanakan dengan patuh, khususnya dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang berkenaan dengan aktivitas kehidupannya. Pantangan atau pamali merupakan ketentuan hukum yang tidak tertulis yang mereka junjung tinggi dan dipatuhi oleh setiap warga Kampung Naga. Misalnya tata cara membangun dan bentuk rumah, letak, arah rumah, pakaian upacara, kesenian, dan sebagainya.

Bentuk rumah masyarakat Kampung Naga harus panggung, bahan rumah dari bambu dan kayu. Atap rumah harus dari daun nipah, ijuk, atau alang-alang, lantai rumah harus terbuat dari bambu atau papan kayu. Rumah harus menghadap kesebelah utara atau ke sebelah selatan dengan memanjang kearah Barat-Timur. Dinding rumah dari bilik atau anyaman bambu dengan anyaman sasag. Rumah tidak boleh dicat, kecuali dikapur atau dimeni. Bahan rumah tidak boleh menggunakan tembok, walaupun mampu membuat rumah tembok atau gedong. Rumah tidak boleh dilengkapi dengan perabotan, misalnya kursi, meja, dan tempat tidur. Rumah tidak boleh mempunyai daun pintu di dua arah berlawanan. Karena menurut anggapan masyarakat Kampung Naga, rizki yang masuk kedalam rumah melaui pintu depan tidak akan keluar melalui pintu belakang. Untuk itu dalam memasang daun pintu, mereka selalu menghindari memasang daun pintu yang sejajar dalam satu garis lurus.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Berenang di Pantai Kebumen, Sepasang Kekasih Tertelan Ombak
7 November 2017, by Rindang Riyanti
Laut pantai selatan Pulau Jawa kembali menelan korban. Kali ini sepasang kekasih yang sedang berkunjung terseret ombak saat berenang di Pantai Setro Jenar, ...
Pembuka Pintu Rezeki  Kita Turun Karena Hal Ini
25 Oktober 2017, by Rahmat Zaenudin
Tampang.com- Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rezeki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan ...
Crane Ambruk di Ruas Tol Jakarta Cikampek, Kota Bekasi Macet Total
17 November 2017, by Admin
Tampang.com - Sejumlah ruas jalan di Kota Bekasi macet total dampak kecelakaan crane di ruas tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 15 Kecamatan Bekasi Timur Kamis ...
Feyenoord Akan Bermain Di Markas Napoli Tanpa Didukung Suporternya
21 September 2017, by Rachmiamy
Laga matchday 2 Liga Champion Eropa Gruf F akan tersaji pada tanggal 27 September 2017 atau rabu dini hari WIB. Di Gruf F akan tersaji pertandingan antara tuan ...
Tidur dengan Lampu Menyala atau Dimatikan?
23 Juli 2017, by Dika Mustika
Tidur adalah kebutuhan setiap orang dan semua usia. Setelah seharian beraktivitas, tidur-lah yang dilakukan setiap orang untuk memenuhi kebutuhan beristirahat ...
 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved
 
Tutup Iklan
hijab