Kemudian, pedagang tersebut menjelaskan bahwa harga jeruk madu di pasar adalah sekitar Rp25 ribu per kilogram, dan jika dibeli di dekat kios harganya sekitar Rp30 ribu per kilogram. Menurutnya, penjual tersebut kemungkinan tidak membeli jeruk madu dari pasar, sehingga mengakibatkan penambahan harga menjadi Rp30 ribu per kilogram.
Terdapat penjelasan lebih lanjut dari pedagang tersebut yang memberikan gambaran bahwa 90% buah dan sayuran yang dijual di Labuan Bajo berasal dari luar daerah tersebut, seperti Bajawa, Ende, dan Maumere di Flores, serta dari luar NTT seperti Bima NTB, Lombok, Bali, dan Jawa Timur. Hal ini memperlihatkan bahwa rantai pasokan yang panjang dan ketergantungan pada pasokan dari luar kawasan menyebabkan kenaikan harga barang.
Dari penjelasan di atas, tergambar bahwa permasalahan kenaikan harga dalam perekonomian lokal di Labuan Bajo tidak hanya terjadi pada sektor makanan dan minuman, tetapi juga pada barang-barang lainnya seperti buah dan sayuran. Pengetahuan ini sangat relevan dalam menyusun strategi pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, di mana kebutuhan akan ketersediaan dan stabilitas harga barang-barang konsumsi bagi para wisatawan menjadi hal yang sangat penting.