Lu Weibing, Presiden Xiaomi, mengungkapkan bahwa lonjakan performa ini tak lepas dari strategi perusahaan dalam melakukan transformasi dari produsen ponsel murah menjadi pembuat produk premium. Peralihan ini dilakukan secara bertahap namun konsisten, baik dalam lini smartphone maupun produk rumah tangga pintar lainnya.
Salah satu langkah besar dalam ekspansi Xiaomi ke segmen premium adalah peluncuran produk mobil listrik. Setelah sebelumnya menggebrak dengan model SU7, Xiaomi kembali menarik perhatian dengan memperkenalkan unit kendaraan listrik terbarunya, YU7. Model ini rencananya akan tersedia untuk pasar mulai Juli 2025. YU7 diklaim siap menantang dominasi Tesla Model Y, yang selama ini menjadi mobil listrik terlaris di China.
Meski harga resmi belum diumumkan, rumor menyebutkan bahwa YU7 akan dibanderol sekitar 60.000–70.000 yuan lebih mahal dibandingkan Tesla Model Y, yang dijual mulai dari 263.500 yuan di pasar China. Performa bisnis kendaraan listrik Xiaomi pun tidak main-main. Selama kuartal pertama 2025, bisnis ini berhasil membukukan pendapatan sebesar 18,1 miliar yuan, dengan pengiriman mencapai 75.869 unit SU7 hanya dalam tiga bulan pertama.
Keberhasilan Xiaomi di berbagai sektor ini memberikan dampak langsung terhadap nilai saham perusahaan. Usai laporan keuangan Q1 diumumkan, saham Xiaomi mengalami kenaikan sebesar 2,3% pada perdagangan Rabu (28/5/2025) waktu setempat, seperti dilaporkan oleh Reuters. Sentimen positif ini juga diperkuat dengan komitmen Xiaomi yang terus memperluas portofolio produknya ke segmen premium, termasuk peralatan rumah tangga canggih.
Sementara itu, di tengah kejayaan Xiaomi, Apple mengalami tekanan hebat, terutama di pasar China yang merupakan pasar smartphone terbesar di dunia. Pada Q1 2025, penjualan iPhone di China merosot hingga 9% YoY, membuat Apple harus puas berada di posisi kelima dalam daftar ponsel terlaris.