Selain Yakubets, NCA juga menyebutkan Aleksandr Ryzhenkov, seorang tersangka pemimpin Evil Corp, yang terlibat dalam operasi spionase melalui grup ransomware Rusia bernama LockBit, menggunakan nama samaran "Beverley." Bahkan, mertua Yakubets, Eduard Benderskiy, seorang mantan pejabat tinggi dari unit rahasia FSB, juga terlibat dalam membantu para peretas dalam melindungi diri dari serangan balik internal otoritas Rusia.
Terkait dengan hal ini, Departemen Keuangan AS menambahkan tujuh orang dan dua entitas yang diduga terkait dengan Evil Corp ke dalam daftar sanksi mereka. Selain itu, Departemen Kehakiman AS juga merilis dakwaan terhadap Ryzhenkov atas penggunaan ransomware BitPaymer untuk menyerang para korban di Texas dan wilayah lain di AS.
Reaksi dari pihak pemerintah juga terlihat jelas. Pemerintah Inggris, AS, dan Australia pada hari Selasa mengumumkan sanksi yang diberlakukan terhadap grup tersebut. Inggris, misalnya, menjatuhkan sanksi kepada 16 orang yang diduga terlibat dengan Evil Corp, termasuk Yakubets, Benderskiy, dan Ryzhenkov.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, pun menegaskan bahwa sanksi ini bertujuan untuk memberikan pesan kepada Kremlin bahwa serangan siber Rusia tidak akan ditoleransi. Pernyataan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menanggapi ancaman cyber internasional yang berasal dari Rusia.