Pernyataan tersebut menjadi sorotan karena menciptakan ketegangan antara OpenAI dan pihak-pihak yang merasa terancam oleh teknologi yang dikembangkan oleh perusahaan. Hal ini semakin rumit dengan adanya konfirmasi dari juru bicara OpenAI yang membenarkan bahwa Balaji telah tewas, menyatakan, "Kami merasa hancur menerima kabar sedih ini, hati kami bersama rekan tercinta Suchir pada masa-masa sulit ini."
Namun, perusahaan saat ini sedang menghadapi sengketa hukum dengan perusahaan penerbit, penulis, dan artis yang menuduh mereka menggunakan material yang dilindungi hak cipta untuk melatih kecerdasan buatan.
Sebuah gugatan yang dilayangkan pada Desember tahun lalu meminta kompensasi miliaran dolar AS dari OpenAI dan Microsoft, menambah kompleksitas isu yang menimpa perusahaan teknologi tersebut.
CEO OpenAI, Sam Altman, sendiri membantah tuduhan soal penggunaan material yang dilindungi hak cipta untuk melatih kecerdasan buatan. Ia menegaskan, "Kami tidak butuh melatih [AI] dengan data mereka. Saya rasa ini sesuatu yang banyak orang tidak terlalu paham. Satu sumber saja tidak menggerakkan jarum [mengubah banyak hal] dengan berarti," sebagai tanggapan atas tudingan yang dialamatkan ke OpenAI.