Tidak hanya TikTok yang terkena dampaknya, aplikasi lain milik ByteDance, seperti CapCut, Lemon8, dan Gauth, juga resmi berhenti berfungsi di AS pada Sabtu malam. Penutupan layanan ini menambah kekhawatiran di kalangan pengguna tentang akses mereka terhadap aplikasi favorit yang selama ini mendominasi dunia digital.
Penghentian TikTok di AS menimbulkan kekecewaan besar bagi pengguna setia aplikasi tersebut. Banyak kreator konten yang menggantungkan kariernya pada TikTok kini merasa kehilangan platform utama mereka. “TikTok adalah bagian besar dari hidup saya, dan sekarang saya harus mencari alternatif lain untuk membangun komunitas,” ujar salah satu kreator konten terkenal di AS.
ByteDance, dalam pernyataan resminya, menyampaikan rasa kecewa atas keputusan ini. Mereka menegaskan bahwa TikTok selalu berkomitmen untuk melindungi data pengguna dan bersedia bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menemukan solusi. Namun, tekanan politik dan hukum membuat solusi tersebut tidak dapat tercapai dalam waktu yang diberikan.
Keputusan ini tidak hanya berdampak pada TikTok, tetapi juga menciptakan preseden baru dalam hubungan antara perusahaan teknologi global dan pemerintah nasional. Kasus ini menunjukkan bagaimana keamanan data dan kedaulatan digital menjadi isu utama di era digital.