Tampang

Terungkap! Malware Pencuri Data di Ratusan Ribu Komputer Windows, Indonesia Jadi Target Utama

25 Mei 2025 21:34 wib. 78
0 0
Terungkap! Malware Pencuri Data di Ratusan Ribu Komputer Windows, Indonesia Jadi Target Utama
Sumber foto: iStock

Baru-baru ini, Microsoft mengumumkan temuan mengkhawatirkan terkait malware yang menyasar sistem operasi Windows secara global, termasuk di Indonesia. Malware yang dikenal dengan nama Lumma Stealer ini telah berhasil menginfeksi hampir 400 ribu komputer dalam periode dua bulan terakhir. Ancaman ini bukan hanya soal virus biasa, melainkan sebuah perangkat jahat yang dirancang khusus untuk mencuri data penting pengguna, mulai dari password, informasi kartu kredit, hingga akses ke dompet aset kripto.

Menurut pengumuman resmi Microsoft, antara 16 Maret hingga 16 Mei 2025, setidaknya 394 ribu komputer Windows di berbagai negara ditemukan telah terjangkit malware Lumma. Tak hanya sekadar menemukan infeksi, Microsoft juga bekerja sama dengan pihak penegak hukum untuk melakukan langkah cepat dan strategis. Mereka berhasil memutus jalur komunikasi antara perangkat terinfeksi dengan server pengendali yang dijalankan oleh pelaku kejahatan siber.

Lumma Stealer adalah salah satu malware paling berbahaya saat ini. Malware ini digunakan oleh kelompok hacker global yang memiliki kemampuan dan jaringan luas untuk mencuri berbagai kredensial penting pengguna. Tidak hanya password akun media sosial atau email, malware ini juga mengambil data yang sangat sensitif seperti rincian kartu kredit, akun bank, hingga informasi dompet digital yang berisi mata uang kripto. Dengan data tersebut, para pelaku kejahatan bisa melakukan penyanderaan data, mengambil uang dari rekening korban, bahkan mengganggu operasi layanan penting lainnya.

Untuk menghadang serangan yang semakin masif ini, Microsoft melakukan langkah tegas. Dengan dukungan perintah pengadilan, perusahaan teknologi raksasa ini menyita dan memblokir akses terhadap lebih dari 2.300 domain yang menjadi infrastruktur utama penyebaran dan pengendalian Lumma. Bersamaan dengan itu, Departemen Keadilan Amerika Serikat turut ambil bagian dengan menyita server pengendali serta melakukan infiltrasi ke dalam pasar gelap yang menjual malware tersebut. Upaya bersama ini bertujuan untuk memutus rantai kejahatan siber yang mengandalkan Lumma agar tidak dapat lagi beroperasi dengan bebas.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?