Sebuah penemuan mengejutkan mengguncang dunia teknologi dan keamanan digital. Di Shenzhen, Tiongkok, sebuah gedung bernama Feiyang Times ternyata dijadikan sebagai pusat penyimpanan dan penjualan iPhone curian yang berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat dan Eropa. Informasi ini menjadi sorotan global setelah beberapa korban berhasil melacak keberadaan ponsel mereka yang hilang, dan semuanya berujung ke gedung yang kini dijuluki oleh warga sekitar sebagai “markas iPhone curian”.
Salah satu korban yang bersuara adalah Sam Amrani, seorang pengguna iPhone asal London. Ia kehilangan ponselnya ketika sedang membalas pesan WhatsApp. Pencurian terjadi dengan cepat, dan ia langsung menggunakan fitur pelacakan Apple untuk mengetahui keberadaan perangkatnya.
Perjalanan iPhone Curian dari London ke Shenzhen
Berdasarkan data pelacakan, iPhone milik Amrani sempat berpindah lokasi ke sebuah toko reparasi ponsel di sekitar London, sebelum kemudian berpindah ke beberapa alamat berbeda di kota yang sama. Namun, dalam waktu satu minggu, lokasi ponsel itu berpindah drastis ke Kowloon, Hong Kong, dan tak lama kemudian menuju Shenzhen, Tiongkok.
Akhir dari perjalanan itu adalah Gedung Feiyang Times, tempat yang diketahui menjadi pusat transit dan pemrosesan iPhone curian dari berbagai negara. Informasi ini dikutip dari laporan media teknologi 9to5Mac pada Kamis, 22 Mei 2025.
Gedung itu, terutama lantai empatnya, digunakan sebagai tempat penjualan iPhone bekas—baik yang masih bisa digunakan maupun yang sudah tidak bisa diakses karena dikunci oleh pemilik aslinya. Untuk iPhone yang terkunci, para pelaku tidak serta merta membuangnya. Sebaliknya, perangkat tersebut dipreteli dan dijual per komponen, terutama motherboard, layar, dan komponen bernilai tinggi lainnya.