Tampang.com | Teknologi kecerdasan buatan (AI) tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga ancaman serius bagi ruang informasi publik. Salah satunya adalah deepfake—teknologi manipulasi wajah dan suara yang mampu menciptakan video palsu seolah-olah seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Di tengah tahun politik, potensi penyalahgunaan deepfake untuk membentuk opini atau menjatuhkan lawan politik makin tinggi.
Deepfake: Dari Hiburan ke Alat Propaganda
Awalnya dikenal sebagai teknologi hiburan dan parodi, kini deepfake telah berkembang menjadi alat manipulasi yang sulit dideteksi secara kasat mata. Hanya dalam hitungan menit, AI bisa menghasilkan video yang tampak nyata namun sepenuhnya palsu.
“Teknologi ini bisa digunakan untuk menyebarkan hoaks yang berbahaya secara psikologis dan sosial, apalagi saat masyarakat belum sepenuhnya melek literasi digital,” ujar Fajar Nugroho, peneliti di Lembaga Studi Media Digital.