Musk menginginkan agar program ini dapat dipercepat tahun ini, namun dengan dua kebangkitan yang gagal secara berturut-turut, harapan tersebut kini terlihat semakin samar. "Sayangnya, kecelakaan ini juga terjadi sebelumnya. Namun, sekarang kami sudah mendapat latihan lebih banyak," ungkap Dan Huot, juru bicara SpaceX, seperti yang dikutip oleh CNBC International pada tanggal 7 Maret 2025.
Pihak SpaceX mencurigai bahwa ledakan ini mungkin disebabkan oleh sistem penghentian penerbangan otomatis yang dimiliki oleh perusahaan. Sistem ini aktif ketika terdeteksi adanya masalah yang mempengaruhi keselamatan penerbangan roket. Sebelum ledakan terjadi, Starship menunjukkan beberapa tanda malfungsi, meski hingga saat ini, keabsahan informasi tersebut belum dapat dikonfirmasi.
Kota Boca Chica, lokasi peluncuran SpaceX, telah menjadi pusat perhatian karena misi yang ambisius dan inovatif dari Musk dalam menjelajahi planet merah, Mars. Rencana tersebut mencakup pengiriman manusia ke Mars dan penciptaan koloni permanen di sana. Namun, dengan dua kegagalan yang beruntun dalam waktu dekat, sulit untuk mengabaikan keraguan yang muncul tentang bagaimana rencana tersebut dapat direalisasikan dalam waktu dekat.
Sebelum insiden yang baru saja terjadi, Starship telah meluncurkan beberapa misi yang dipandang akan menuju ambisi luar angkasa Musk. Pada bulan November 2024, peluncuran Starship yang juga disaksikan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, ternyata berakhir dengan kegagalan. Roket tersebut berhasil meluncur ke orbit dan mengelilingi Bumi sebelum kemudian jatuh di Samudra Hindia setelah satu jam penerbangan. Kegagalan peluncuran tersebut menambah daftar panjang tantangan yang harus dihadapi oleh tim Musk.