Di tengah era digital, otomatisasi dan kecerdasan buatan bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan kebutuhan mendesak. Dalam konteks penegakan hukum, teknologi ini membuka ruang baru untuk efisiensi, presisi, serta keselamatan anggota kepolisian. Tantangan ke depan tentu tetap ada, mulai dari isu etika, keamanan data, hingga kesiapan infrastruktur. Namun keputusan Polri untuk mulai berinvestasi pada robotik adalah langkah berani yang layak diapresiasi dan diawasi bersama.
Transformasi ini juga sejalan dengan revolusi industri 5.0 yang menempatkan manusia dan mesin bekerja berdampingan secara harmonis. Alih-alih menggantikan seluruh tugas polisi, robot akan menjadi alat bantu strategis yang memperluas jangkauan dan kapabilitas penegak hukum di lapangan.
Seiring dengan bergulirnya rencana ini, publik diharapkan juga mulai terbiasa dengan kehadiran robot dalam kehidupan sehari-hari. Dari urusan lalu lintas, penanganan keramaian, hingga pengawasan lokasi rawan—robot bukan lagi fiksi ilmiah, melainkan kenyataan yang sedang dirancang secara sistematis.