Pada Minggu, diketahui bahwa hacker berhasil membobol infrastruktur dari aplikasi TeleMessage yang digunakan oleh Waltz. Pembobolan ini tentu saja memperburuk situasi, mengingat aplikasi tersebut digunakan untuk komunikasi penting terkait keamanan nasional. Sebagai hasil dari kebocoran ini, aplikasi tersebut segera dihentikan operasionalnya untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Pada Kamis, 1 Mei 2025, Presiden Donald Trump mengambil keputusan untuk memecat Waltz dari posisinya sebagai Penasihat Keamanan Nasional. Trump kemudian menunjuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio untuk menggantikan posisi Waltz sementara waktu. Menurut laporan Reuters, alasan di balik pemecatan tersebut adalah keinginan Trump untuk menominasikan Waltz sebagai Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Trump menambahkan bahwa Waltz telah bekerja keras untuk memastikan kepentingan bangsa tetap menjadi prioritas utama.
Selain pemecatan Waltz, ada perubahan besar lainnya yang turut terjadi dalam pemerintahan Trump. Alex Wong, yang merupakan wakil Waltz dan seorang pakar Asia, juga dipaksa untuk meninggalkan jabatannya. Wong dikenal sebagai pejabat Departemen Luar Negeri yang fokus pada isu Korea Utara selama masa jabatan pertama Trump. Pemecatan Wong menambah ketegangan di dalam lingkaran pejabat tinggi AS, dengan beberapa pihak melihatnya sebagai bagian dari perubahan besar yang sedang dilakukan Trump dalam susunan kabinetnya.
Meskipun Waltz sempat terlibat dalam sejumlah kontroversi terkait aplikasi chat yang digunakan, peristiwa ini juga menyoroti pentingnya keamanan digital dalam komunikasi antar pejabat pemerintah. Perusahaan seperti Smarsh, yang menyediakan aplikasi TeleMessage, harus lebih waspada terhadap potensi ancaman yang datang dari luar, mengingat data yang dibagikan di platform seperti ini sangat sensitif dan dapat menimbulkan dampak besar jika jatuh ke tangan yang salah.