Mencoba melanjutkan tafsir nasihat aneh dari bapak tentang anaknya yang kelak harus hidup sebagai seorang manusia. Pernahkah kita merenung tentang apa artinya menjadi manusia? Identifikasi diri sebagai manusia merupakan langkah awal yang penting dalam perjalanan eksistensi manusia. Namun, pertanyaannya adalah, apakah benar-benar mengenal diri kita sendiri sudah cukup, ataukah hanya awal dari sejumlah pertanyaan yang lebih dalam?
Mengenal dan memahami diri sendiri merupakan fondasi utama dalam pencarian makna kehidupan. Namun, saat kita mulai menafsirkan dan mengurai makna dari keberadaan kita, seringkali kita disadari bahwa semuanya justru menjadi semakin kompleks. Mencari tahu tentang diri sendiri adalah langkah awal yang penting sebelum membicarakan topik seperti self-love, self-defense, self-awareness, dan self-reward. Namun, hal ini juga bisa menjadi pemicu kebingungan, karena dalam prosesnya kita seringkali menemukan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban.
Dalam pencarian identitas, kita mungkin merasa terdorong untuk mengetahui lebih banyak tentang diri kita sendiri, namun sering kali kita juga menemui kesulitan dalam memahami segala hal yang terkait dengan diri kita. Tapi, sebenarnya, kita mungkin bisa menemukan jawabannya dalam sebuah Kalam Tuhan melalui lisan suci muhammad saw. "Man 'Arafa Nafsahu Faqod 'Arafa Rabbahu," yang berarti "Siapa yang mengenal dirinya sendiri, ia akan mengenal Tuhannya." ( Hadits Qudsi dalam Al-Hawi li as-Suyuthi, 2/412-413; Fatawa an-Nawawi, 120; al-Maqashid, 419; Ad-Durar, 213; al-Asrar, 506; Asna al-Mathalib, 219; al-Kasyfu, 2/262.)